Minggu, 07 Juli 2013

Apa yang terjadi dengan manusia setelah dia mati?

Kematian manusia terjadi dengan proses keluarnya roh dari raga, diikuti dengan hilangnya kesadaran, kemudian denyut jantung berhenti, dan paru-paru bekerja dengan berat dan sulit, sebagaimana hal itu terjadi ketika tidur. Tidur adalah kematian kecil, sebagaimana terjadi beberapa saat sebelum mati, juga sebagaimana terjadi pada diri seseorang yang memerlukan bantuan medis di rumah sakit: dia bernapas dengan menggunakan alat pernapasan buatan.
Kematian memerlukan waktu (kecuali apabila seseorang mati secara tiba-tiba), sedikit demi sedikit kesadarannya akan hilang, kemudian dia akan merasa bahwa dia sudah mati. Sebelum datang kematian, terkadang manusia menyempatkan diri untuk berwasiat kepada anak-anaknya, sebagaimana dalam sebuah hadits yang menceritakan Nabi Nuh a.s., Nabi saw. bersabda tentangnya sebagai berikut.
إِنَّ نُوْحًا عَلَيْهِ السَّلاَمُ لَمَّا حَضَرَتْهُ الْوَفَاةُ دَعَا بَنِيْهِ فَقَالَ إِنِّّيْ قَاصٌ عَلَيْكُمُ الْوَصِيَّةَ                 
“Sesungguhnya, ketika kematian mendatangi Nuh, dia memanggil anak-anaknya kemudian berkata, ‘Saya akan berwasiat kepada kalian.’”
Kematian belum sempurna kecuali dengan keluarnya roh dan berakhirnya kehidupan secara bersamaan. Di sinilah terputusnya kehidupan seseorang di dunia, dia kembali kepada Tuhannya dan raganya kembali ke tanah sebagaimana dia diciptakan.
Nabi saw. bersabda sebagai berikut.
إِنَّ الْمَيِّتَ يَعْرِفُ مَنْ يَحْمِلُهُ
Sesungguhnya, orang yang mati mengetahui siapa yang menandunya.”
 Beliau juga bersabda sebagai berikut.
إِنَّ الْمَيِّتَ يَسْمَعُ أَقْدَامَ مُشِيْعِهِ
“Sesungguhnya, orang yang mati mendengar suara kaki-kaki yang berjalan.”
Akan tetapi, bagaimana hal itu terjadi, sedangkan raga orang yang mati itu telah dibungkus, telah hilang segala gambaran kehidupan dalam kehidupannya, dan indranya sudah tidak bisa merasakan lagi?! Hanya ada satu kemungkinan, yaitu bahwa pada saat itu, jiwa manusia menemaninya sampai raganya dikubur.
Dalam sebuah hadits Nabi saw., dijelaskan kepada kita bahwasanya roh seseorang yang mati, melayang di sekitar jiwanya. Hadits tersebut memberi keyakinan kepada kita bahwa ketika seseorang meninggal lalu raganya mulai dibungkus sebagai persiapan untuk dikembalikan ke tanah, roh manusia itu keluar dari raganya dan dia dapat melihat raganya sedang ditandu di atas pundak orang-orang dalam perjalanan menuju pemakaman.
Hadits di atas memberi penjelasan kepada kita tentang hadits Nabi saw. yang artinya, “Apabila kalian melihat jenazah, berdirilah sehingga jenazah itu meninggalkan kalian atau diletakkan.
Hadits tersebut memberi penjelasan kepada kita mengapa Nabi saw. berdiri ketika di hadapannya melintas rombongan yang membawa jenazah walaupun jenazah itu adalah jenazah orangYahudi. Nabi saw. pun bersabda, “Bukankah jenazah itu juga manusia?”
Nabi saw. juga memerintahkan kita untuk berdiam diri apabila melintas di hadapan kita rombongan yang membawa jenazah, bukan karena raganya, sebab raganya sudah tidak ada apa-apa lagi, tetapi berdiam diri tersebut karena jiwa manusia yang mendampinginya.
Beberapa saat sebelum dikuburkannya jasad-jasad (raga) kaum musyrikin yang terbunuh pada Perang Badar, Nabi saw. memanggil nama mereka semuanya.
ياَ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ وَ ياَ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَكُمْ رَبُّكُمْ حَقًّا فَإِنِّيْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِيْ رَبِّيْ حَقًّا، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: ياَ رَسُوْلَ اللهِ مَا تُخَاطِبُ مِنْ أََجْسَادٍ قَدْ جِيْفَتْ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ r: وَ الَّذِيْ بَعَثَنِيْ باِلْحَقِّ إِنَّهُمْ لَأََسْمَعُ لَمَّا أَقُوْلُ مِنْكُمْ وَلِّكِنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ أَنْ يَنْطِقُوْا
“Wahai fulan bin fulan, wahai fulan bin fulan, apakah kalian telah mendapatkan bahwa apa yang Allah dan Rasul-Nya janjikan kepada kalian itu adalah benar?Sungguh, kami telah mendapatkan apa yang Allah janjikan kepada kami adalah benar.”
Umar r.a. pun berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau berkata pada jasad (raga) yang sudah mati.”
Nabisaw.bersabda, “Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggamannya, sesungguhnya mereka mendengar ketika aku berkata, tetapi mereka tidak mampu berkata-kata.”
Sesungguhnya, yang mendengar adalah jiwa manusia yang mendampingi mereka pada saat itu. Tatkala raga dimasukkan ke dalam liang lahat, jiwa manusia juga ikut masuk secara bersamaan, kemudian jiwa tersebut meninggalkannya untuk kembali kepada Tuhannya dan akan dipersatukan kembali pada hari kebangkitan dan perhitungan, sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surat At Takâtsur ayat 1 – 2 berikut ini.
 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.”
            Kata “ziarah”, artinya mengunjungi dan orang yang berkunjung tentu saja tidak akan menetap di tempat yang dikunjunginya. Oleh karena itu, yang menetap dalam kubur adalah raga manusia, adapun jiwa manusia hanya mengunjungi raganya di dalam kuburan dalam waktu yang singkat. Pada waktu kunjungan yang singkat itulah adanya pertanyaan dan siksa kubur. Dia akan ditanya tentang jiwanya atau diazab (apabila berdosa), sedangkan raganya tidak ada hubungan dengan pertanyaan-kubur itu.

Sumber : http://syaamilquran.com/apa-yang-terjadi-dengan-manusia-setelah-dia-mati.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar